BANYUWANGI, Dialektika.my.id — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menjadi perhatian publik setelah sebuah video yang beredar di media sosial menyoroti dugaan ketidaksesuaian menu MBG di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa, 02 Desember 2025.
Dalam video yang direkam oleh salah seorang guru, terlihat deretan menu yang disajikan untuk anak–anak didik, di antaranya tahu goreng, ikan teri goreng, gonsongan iwak asin, sayur, nasi, serta potongan buah melon. Guru tersebut tampak menyayangkan kualitas dan kecukupan gizi menu itu, yang menurutnya tidak sesuai dengan standar gizi yang ditargetkan pemerintah melalui program MBG.
“MBG hari ini Selasa tanggal 2 Desember 2025. Tahu goreng… gonsongan iwak asin… teri… timun… buahnya melon. Tersisa banyak ya, nggak ada yang suka anak. Kelas 2 nggak ada yang dimakan, cuma dua anak yang makan,” ungkap guru tersebut dalam video sambil menunjukkan kondisi makanan yang banyak tidak tersentuh.
Guru itu juga mempertanyakan bagaimana pengawasan terhadap penyediaan menu MBG dapat berjalan bila makanan yang disajikan justru tidak diminati anak-anak dan dinilai minim gizi. “Apalagi buat anak kecil, gimana ini? Tuh, masih banyak tersisa di luar,” tambahnya.
Video tersebut cepat menyebar dan mengundang reaksi dari warga maupun pemerhati kebijakan publik. Banyak yang menilai bahwa menu tersebut jauh dari harapan program MBG yang dirancang untuk memastikan anak sekolah mendapatkan makanan berkualitas, bergizi seimbang, dan mendukung tumbuh kembang mereka.
Sejumlah warga Desa Patoman juga menyampaikan kekhawatirannya. Mereka berharap pihak sekolah dan penyelenggara program lebih cermat dalam menyusun menu, agar tidak hanya menghabiskan anggaran tetapi juga benar-benar bermanfaat untuk kesehatan anak.
Program MBG sendiri merupakan salah satu program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan angka stunting, meningkatkan asupan gizi anak sekolah, serta memperkuat kualitas pendidikan melalui penyediaan makanan sehat dan layak. Karena itu, menu yang dinilai tidak sesuai standar di Desa Patoman ini dianggap mencederai tujuan utama program tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak penyelenggara MBG di Desa Patoman maupun pemerintah daerah terkait video yang viral tersebut. Namun masyarakat berharap ada evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang, serta program MBG yang dicanangkan pemerintah pusat dapat benar-benar memberikan manfaat nyata bagi generasi muda.
Tim







0 comments:
Posting Komentar